Kamis, 30 Juli 2015

Keharmonisan Beragama di Pura Lingsar Lombok

Mengujungi Pura Lingsar bakal mencurahkan pandangan terbaru dalam Kita, soal keharmonisan serta kerukunan umat beragama. Bagi seluruh kalangan Pulau Lombok, Pura Lingsar ialah simbol kerukunan bahkan keharmonisan penguasa inggris umat beragama, adalah diantara Hindu Bali-Lombok dan Islam Sasak-Lombok. Pura Lingsar dibangun sekota tahun 1714 oleh satu pendatang dari Bali. Keberadaan Pura Lingsar yang sekarang telah mengalami dominan renovasi.

Pura LingsarSebelum Anda mengakses area bagian dalam Pura Lingsar, Kita akan melewati suatu taman dengan kolam kembar yang dipenuhi juga teratai. Di area dalam, Pura Lingsar terbagi menjadi tiga bangunan nomor satu. Ialah Gaduh, Kemaliq serta Pesiraman. Gaduh adalah lokasi suci buat umat Hindu. Pada area tersebut Anda bakal menemui 4 percabangan yang melambangkan Dewa-dewa yang menghuni 2 gunung. Percabangan yang mengarah menuju Timur merupakan lokasi pemujaan untuk dewa yang menghuni Gunung Rinjani. Sedangkan yang mengarah menuju Barat adalah lokasi pemujaan demi dewa yang menghuni Gunung Agung. Ditengah percabangan tersebut berada dua persinggahan yang berkolaborasi (gaduh) serta merupakan gabungan kedua percabangan ini.

Seumpama Anda menuruni anak tangga yang berada pada depan Gaduh, Kamu bakal menemui bursa masuk Kemaliq. Bangunan ini merupakan lokasi suci menurut pemeluk Islam Wetu Telu. Namun pemeluk Hindu serta diperbolehkan beribadah di tempat itu.

Pada area Kemaliq itu, terdapat sebuah kolam kecil yang dihuni oleh Ikan Tuna. Ikan-ikan itu diperkirakan suci tapi seluruh kalangan setempat. Menurut mitos, ikan-ikan itu sebagai jelmaan dari tongkat gunakan Datu Milir, satu raja Pulau Lombok yang berdoa dalam lokasi itu demi memohon hujan. Publik Hindu juga Islam Wetu Telu yakin bahwa seumpama Anda melihat Ikan Tuna itu, Anda bakal mendapat peruntungan. Kamu mampu memperoleh sebuah telur rebus seumpama Anda mau melongok ikan tersebut. Pada kolam itu Kita serta sukses menjelaskan permohonan, serta melemparkan koin ke di kolam dan prioritas supaya permohonan Kita akan terkabul.

Pura Lingsar Pulau Lombok

Pada sisi lain seberang dinding, Anda akan menemui 9 pancuran. Empat buah pancuran tetap ada di area Kemaliq, sedangkan 5 yang lain ada pada area Pesiraman. Pesiraman yaitu tempat demi membasuh juga menyucikan diri. Air dari pancuran-pancuran tersebut dipercaya mampu menyembuhkan beberapa berbagai penyakit.

Bahwa Kita mengunjungi Pura Lingsar dalam bulan purnama keenam season Saka (atau sekota bulan Oktober atau Desember), Kita mampu melihat upacara Perang Topat (ketupat). Upacara ini sebagai upacara pujawali atau perayaan syukur peringatan ulang season pura. Perang Topat ini dengan bertujuan demi memohonkan hujan dan kemakmuran. Perang Topat di dasarnya merupakan budaya Hindu, tetapi dengan berakulturasi juga Islam kelihatan pada penggunaan ketupat yaitu sesi dari upacara.

Seusai senang berkeliling area pura, Kita dapat beristirahat dalam Berugak pada sisi sebelah Selatan pura. Berugak sebagai mirip gazebo, yang letaknya disamping kolam utama. Kolam tersebut merupakan kolam ternama yang berada pada area Pura Lingsar. Seumpama Kamu masih memiliki saat luang, Kita dengan mampu melanjutkan berlibur Kita juga mengunjungi Pura Suranadi berserta taman bertamasya alamnya, dengan Pura Narmada.

Pura Lingsar letaknya sekitar delapan Kilometer dari Kota Mataram, serta lama perjalanan selingkungan 20 Menit. Kita dapat menggunakan kendaraan pribadi juga melewati jalur Mataram-Cakranegara-Selagalas-Lingsar. Tetapi jikalau Kamu hendak mengunjungi Pura Lingsar memanfaatkan alat umum, Kita harus berganti jurusan sebanyak tiga kali. Sebagai jurusan Ampena-Sweta (Rp. tiga.000,-), lalu jurusan Sweta-Narmada (Rp. dua.000,-), serta jurusan Narmada-Lingsar (Rp. 2.000,-). Seandainya Kita rasanya kebingungan, Kita sukses menikmati jasa pemandu yang tersaji di area pura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar