Jumat, 17 Juli 2015

Menikmati "Sunset" di Pura Batu Bolong

NAMA pantai Senggigi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah tak asing lagi di telinga wisatawan dalam serta luar negeri. Object wisata pantai Senggigi adalah pelopor dalam mengenalkan pariwisata Lombok ke luar negeri.

Th. 80-an, di selama pantai di lokasi ini masih tetap dipenuhi pohon kelapa, jalanan kurang tertangani serta sempit. Tetapi, saat ini Senggigi beralih jadi object wisata populer di Pulau Lombok. Siang sampai sore hari senantiasa di ramaikan wisatawan. Terlebih malam hari, kehidupan malam juga diawali dengan menjamurnya restoran serta kafe di lokasi itu.

Lihat matahari tenggelam (sunset) adalah peristiwa yang senantiasa dinanti-nantikan wisatawan di selama pesisir pantai barat Pulau Lombok. Banyak tempat untuk lihat sunset dengan latar belakang Gunung Agung di Pulau Bali.

Satu diantaranya yaitu Pura Batu Bolong. Tempat Pura Batu Bolong tidak jauh dari Senggigi. Apabila Anda akan menuju Senggigi dari Kota Mataram, ibu kota Propinsi NTB, pasti melalui Pura Batu Bolong.

Pura Batu Bolong mengingatkan bakal kehadiran Pura Tanah Lot di Tabanan, Bali, yang keduanya sama ada di tepi pantai. Cuma saja Pura Batu Bolong dengan pasir hitamnya mempunyai lubang atau bolong di tengahnya hingga diberi nama batu bolong.

Histori kehadiran Pura Batu Bolong tidak terlepas dari perjalanan seseorang pendeta Hindu dari Jawa Timur, Dang Hyang Dwijendra ke Pulau Lombok yang lakukan perjalanan dari Jawa serta Bali. Beliau sering berpindah-pindah tempat.

Terkecuali melingkari pantai selatan Pulau Bali, beliau meneruskan peralanan spiritual ke lokasi Bali Utara. Seperti Pura Pulaki sampai ke Pura Ponjok Batu, saat sebelum meneruskan perjalanan menyeberang ke Pulau Lombok.
Ditempat paling akhir tersebut Dang Hyang Dwijendra dijelaskan pernah membantu sebagian orang bendega atau nelayan perahu yang karam dekat Ponjok Batu. Beberapa bendega asal Lombok yang diselamatkan beliau itu konon ikut mengantarkan Dang Hyang Dwijendra yang juga dimaksud dengan nama Ida Peranda Sakti Wawu Rauh hingga ke Lombok serta menjejakkan kaki di Batu Bolong.

Untuk umat Hindu, Pura Batu Bolong yang bertemu dengan Selat Lombok serta Gunung Agung di Bali ini mempunyai atmosfer spiritual yang dapat memberi kedamaian serta ketenangan untuk beberapa umat yang bersembahyang di pura ini.

Minggu (30/6/2013), lima pemenang pertandingan foto " Explore Indonesia " yang diselenggarakan Burufly. com tiba di Pulau Lombok untuk mengawali kegiatannya berburu foto di obyek-obyek wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ke lima pemenang itu yaitu Irvan Darmawan, Hadi
Burufly. com adalah portal situs berbasis jaringan sosial dengan mengutamakan pada pariwisata. Ke lima pemenang ini memperoleh ticket ke Lombok yang disponsori oleh H. I. S Tur & Travel sesudah lolos seleksi dari tim juri berdasar pada foto-foto yang diupload ke Burufly. com.

Sesudah tiba di Bandara Internasional Lombok di Praya, Kabupaten Lombok Tengah ke lima pemenang segera menuju The Santosa Villas & Resort di lokasi Senggigi, Kabupaten Lombok Barat yang mengonsumsi saat seputar 1, 5 jam memakai bus.

Demikian sistem check-in usai serta di beri saat 30 menit berkemas-kemas, mereka segera meluncur ke Pura Batu Bolong yang cuma memerlukan saat kurang dari 10 menit dari resort untuk melihat matahari tenggelam (sunset). " Bila cuaca cerah, kita dapat lihat matahari tenggelam dengan latar belakang Gunung Agung, " kata Surya Pratama, pemandu wisata yang mengantarkan peserta sepanjang ada di Pulau Lombok.

Surya benar, sore itu cuaca cerah di Pura Batu Bolong. Umat Hindu tampak demikian khusuk bersembahyang di pura yang terdapat di batu karang pada ketinggian 4 mtr. itu. " Wow, indahnya panorama dari sini, " kata Irvan saat masuk lokasi Pura Batu Bolong.

Semasing peserta lalu menebar sesudah masuk Pura Batu Bolong. Mereka keluarkan kamera serta mengawali menjepret obyek-obyek yang sangatlah menarik di Batu Bolong. Gemuruh ombak masuk karang yang bolong atau berlubang makin menaikkan semangat beberapa peserta berburu foto disini.

Bahkan juga mereka masuk ruang tempat bersembahyang dimana waktu itu dipenuhi umat Hindu yang tengah bersembahyang memuja Idang Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan YME. Bau dupa serta harumnya bunga bikin jiwa serta pikiran makin tenteram ada ditempat yang suci.

Pura Batu Bolong tidak cuma dikunjungi umat Hindu yang bakal melaksanakan ibadah, tetapi juga sering didatangi beberapa fotografer. Terlebih waktu matahari makin terbenam di ufuk barat, begitu indahnya lihat sunset dari sini.

Waktu matahari perlahan terbenam dibalik Gunung Agung, kamera beberapa fotografer tidak henti-hentinya merekam momen itu. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen tenggelamnya matahari ditemani deburan ombak serta harumnya bunga di dalam keheningan umat Hindu bersembahyang di Pura Batu Bolong...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar